Perasaan-perasaan di Tahun Pertama Perjalanan Mengelola Keuangan

Merdeka finansial adalah harapan setiap orang, tapi untuk mencapainya memang tidak instan apalagi mudah. Aku sendiri belajar tentang finansial di penghujung tahun 2019. Waktu itu aku dapat hadiah dari qm financial untuk ikut kelas berbayar mereka secara gratis.

Ada 3-4 kelas yang aku ikuti. Agak lupa tapi kalau nggak salah beberapa diantaranya adalah cara menyiapkan dana pendidikan anak, menyiapkan dana pensiun dan konsultasi 1 on 1 blueprint of your money.

Nah dalam konsultasi 1 on 1, kita membahas hal-hal dasar seputar cara atur keuangan agar bisa stabil dan pengeluaran bisa lebih kecil dibanding pendapatan.

Salah satu 'tugas' yang diberikan adalah aku harus mencatat setiap pengeluaran untuk tracking kemana saja larinya uang yang aku miliki.

Perasaan-perasaan di Tahun Pertama Perjalanan Mengelola Keuangan

Singkat cerita, inilah beberapa hal yang aku rasakan saat memaksa diriku untuk berubah, lebih disiplin dalam membelanjakan uang. 

  • Perasaan pingin beli tapi nggak bisa

Mungkin begini ya rasanya sakaw, pingin tapi nggak bisa. Awal-awal aku mempraktekkan setiap teori tentang keuangan yang aku dapatkan, aku merasa tersiksa. 

Ya, gimana biasanya setiap ada diskon muncul, aku nggak bisa menolak untuk membelinya. Tapi sekarang aku harus melupakan diskon tersebut.

Aku keukeuh memaksa diriku untuk tidak menuruti keinginan belanja yang menggebu. Memang harusnya dipaksa, Alhamdulillah lama kelamaan aku menjadi terbiasa.

Akhirnya aku terbebas dari predikat budak diskon. Setiap ada barang incaran lagi potong harga, aku nggak harus membelinya jika memang tidak butuh.

Saat merasa butuh pun, aku nggak langsung menurutinya. Aku endapkan dulu perasaan yang menggebu tersebut. Setelah beberapa bulan semenjak aku tulis eh ternyata aku bisa untuk enggak membelinya.

Satu quotes yang jadi andalan banget saat berada di tahap ini, diskon itu bakal ada terus kok, kalau diskon aja kamu nggak bisa kendalikan, udah deh bye aja bisa merdeka secara finansial.

Terus aku kebayang hidup yang tidak nyaman karena kita enggak bisa mengendalikan hasrat pingin belanja.

Dalam tahap ini bukan berarti nggak boleh jajan enak atau senang-senang ya tapi.. pastikan ada uangnya.

Nah di sinilah pentingnya mencatat. Kita bisa tahu apa saja kebutuhan kita, berapa banyak uang yang kita miliki. Kalau misalnya hari ini aku hura-hura kira-kira mengganggu pos kebutuhan pokok belum yaa..

Dengan memiliki catatan, kita bisa memutuskan sesuatu secara sadar.

  • Kemampuan mengendalikan diri itu lebih penting untuk berhasil merdeka finansial dibanding pintar itung-itungan.

Dulu aku menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan hitung menghitung. Alasannya karena aku merasa enggak mampu, nilai matematika milikku jelee..

Tapi belakangan aku baru sadar, ternyata dalam memperbaiki keuangan, kemampuan mengendalikan diri itu lebih penting dibanding pinter hitung-hitungan (menurut pengalamanku ya).

Nah, itulah beberapa hal yang aku rasakan di tahun pertama perjuangan merdeka dari utang.


sumber gambar https://www.pexels.com/id-id/foto/smartphone-tanda-kantor-kalender-6863514/

Posting Komentar untuk "Perasaan-perasaan di Tahun Pertama Perjalanan Mengelola Keuangan"