Menangkis Rasa Malu
Tergabung dalam komunitas membuat saya bertemu dengan banyak karakter, menemukan masalah plus trik menyelesaikannya. Terkadang, ide-ide baru pun muncul hanya dari percakapan di grup atau scroll sana sini di laman Facebook.
Berkomunitas ternyata bermanfaat sekali yaa.. 💕💕💕
Entah untuk mereka yang hobi ngrajut, mommy blogger terlebih bagi yang punya bisnis.
Perasaan minder seseorang untuk mempublikasikan karyanya.
Saya merasa tertantang untuk mengomentarinya. Tak lain adalah karena saya pernah terkungkung dalam mindset seperti itu.
Penyakit malu saya tergolong akut. Rasa ke-enggak-PD-an, rasa tidak nyaman memperlihatkan karya pada dunia perfacebookan-.
Alasannya karena saya merasa adalah pemula yang penuh cacat. Bikin tulisan masih di level curhat colongan, paling pol juga riset kecil-kecilan hasil mengamati orang-orang di sekitar.
Saya takut ngomongin idealisme di hadapan umum. Saya takut membuat karya yang menuai kritik. Parahnya saya takut karya saya jelek.
See? Suara-suara bising.
Semua ternyata momok, bukan kenyataan dan setidaknya jika kita mau bisa kok untuk menghindarinya. Kalaupun kita bertemu pada keadaan nggak bagus, semua bisa kita ramu menjadi sesuatu yang mengagumkan.
Saya jadi ingat sebuah pepatah yang pernah saya baca di majalah.
"Mendapat kritik rasanya seperti dilempari batu. Sakit memang tapi ambil batu itu, tata hingga menjulang. Dari situ bangunan kokoh berdiri."
Iya saya pernah mendapat kritik. Kala itu saya dikatakan lambat oleh atasan. Sebal seketika mengingat beliau mengatakannya di depan senior yang membimbing saya.
Saya kemudian meningat mantra itu.
Ketika ada seseorang yang mengatakan saya lambat,
Artinya saya tidak boleh menjadi seperti yang ia katakan.
Saya tidak boleh menjadi lambat.
Saya harus berusaha untuk tidak menjadi lambat.
Bersyukur, pada akhirnya saya menjadi salah satu orang kepercayaan beliau. ☀🌈☀
Btw, saya pernah curhatin itu di sini.
"Sempurna berasal dari yg tidak sempurna."
Adalah hal yang selalu saya tanamkan ketika enggak pede.
Mau sampai kapan bangga pada kata 'tidak bisa'? Mau sampai kapan sembunyi di balik kata gaptek? Siapa yang tahu kalau kita tak pernah mencoba? Semua yang sukses pernah di level pemula.
Menggunakan kacamata kuda saya pun melaju. Ternyata tak seseram yang ditakutkan.
Saya banyak bertemu ide gila.
Nah,
Tunjukkan performamu Sista ! ;)
*sumber gambar pixabay
*sumber gambar pixabay
26 komentar untuk "Menangkis Rasa Malu"
Yg membedakan, ada orang yg kemudian menyerah dgn keadaan malu dan ga pedenya,dan ada orang yg terus belajar dan berusaha utk memperbaiki sifat malu dan ga pedenya..
Saya jg pernah melalui masa minderan ini, dan memang perlu kita lawan supaya ngga bertambah parah. Kadang juga masih muncul klo lagi bad mood, jd mmg perlu konsisten menerapkannya
Tetap semangat Mba Tami, mari raih cita-cita bersama.
Tetap semangat Mba Tami, mari raih cita-cita bersama.