Cara Melatih Tanggung Jawab Anak



Belum lama ini, anak saya minta dibelikan sepatu roda. Tak lama kemudian, dia juga minta ijin untuk memelihara kucing.

Ini memang bukan permintaan aneh-aneh karena yang namanya anak kepingin mainan temannya, saya anggap sebagai sesuatu yang wajar. Saya pun kadang kepingin kok beli baju yang juga dipakai mbaknya wkwkwk.

Lewat curhatan kali ini saya ingin berbagi sedikit tips mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas permintaannya.

Cara Melatih Tanggung Jawab Anak


Anak kecil itu biasa ya minta ini minta itu. Sebagai orang tua, kita diharapkan bisa bersikap bijak. Melatih tanggung jawab anak terhadap pilihannya bisa diterapkan melalui beberapa cara berikut :

  • Komunikasi Efektif dengan Alasan yang Masuk Logikanya


Saat mengajukan permintaan untuk dibelikan sepatu roda, seperti biasa, tidak langsung kami turuti. 

Alasannya, harga sepatu roda lumayan dan ciri khas anak saya, dia mudah bosan lalu ujung-ujungnya dilupakan. 

Tapi yang namanya anak umur 5 tahun, dia pasti sudah enggak mempan kalau hanya diberi jawaban tidak. Bakal ngototlah dia. 

Maka, kami memberi dia beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kepemilikan sepatu roda, seperti mau ditaruh dimana (aturan rumah kami, setiap barang memiliki tempatnya masing-masing jadi sebelum membeli pasti sudah harus tahu mau diletakkan dimana)

Dari mana uang untuk membelinya? Apakah uang anak atau uang orang tua ataukah patungan endebrei. Apakah akan dirawat dengan baik, digunakan dengan rutin, bagaimana kalau anak melanggar?

Pokoknya puannjang ngalahin episode mas Al wkwkk. Jangan lupa tempatkan diri kita di posisi anak agar kita bisa berempati.

  • Memberitahukan Gambaran tentang Tugas dan Tanggung Jawabnya


Hal ini juga berlaku ketika ia minta untuk memelihara kucing. Bukan saya enggak suka kucing, tapi saya apal banget, pasti kalau sudah bosan dia bakal melupakannya. Lha, makhluk bernyawa ditelantarkan hanya karena sudah bosan, kan nggak boleh. 

Setelah melewati diskusi alot, berhari-hari yang disertai rengekan dan tetesan air mata Alhamdulillah dengan penuh kesadaran, ia memutuskan untuk tidak dulu membeli sepatu roda ataupun memelihara kucing, karena tanggung jawab merawat yang belum sanggup ia lakukan.

Tuh kan, ngebayangin bersih-bersih kotoran kucing aja sudah malas 😆

Melalui kejadian ini, saya tiba-tiba ingat dengan obrolan seru yang terjalin di salah satu WhatsApp Group yang saya ikuti.

Pagi itu ada salah satu anggota grup yang mencurahkan kegalauan yang sedang beliau alami. Jangan heran ya, nama grupnya memang "Blogwalking Asyik" alias grup untuk saling blogwalking antara sesama blogger, tapi isinya.. bisa curhat nano-nano, gado-gado, komplit pokoknya.

Lewat diskusi semacam inilah, saya menyadari bahwa perjuangan setiap orang tua itu mirip-mirip. Berselisih paham dengan anak adalah hal yang lumrah. Nggak cuma saya yang merasakannya.

Saya juga mendapat gambaran tentang drama-drama menghadapi anak karena banyak anggota grup yang memiliki anak lebih tua dari anak saya.

Mengenal Blog Walking Asyik (BWA) 


BWA dibentuk secara tidak sengaja. Waktu itu kami bertemu di sebuah grup blogger. Akhirnya diputuskan untuk membuat grup terpisah agar obrolan yang sudah terjalin nggak mengganggu grup utama.

Di BWA, teman-teman bisa menemukan blogger dari seluruh Indonesia, bahkan ada anggotanya yang tinggal di Jerman lho.

Kenapa betah menjadi penghuni BWA?

  • BWA adalah grup blogwalking terasyik yang pernah saya ikuti. Berisi anggota yang saling support, entah dalam bentuk komentar di blog, bagi-bagi info job atau lewat masukan-masukan atas permasalahan kita seperti yang telah saya singgung sebelumnya.
  • Apapun yang kita tanyakan di grup pasti direspon, mulai dari hal remeh hingga serius. Mulai dari perkara SEO hingga rute bus menuju Tuban. Ini membuat kedekatan emosi sesama anggotanya semakin kuat.
  • Pelepas stres dengan candaan konyol, nggak lupa menjadi tempat berburu stiker wkwkw.
  • Nggak hanya senang-senang, BWA juga sering melakukan penggalangan dana untuk mereka yang membutuhkan atau sedang terkena bencana.
  • Beranggotakan member-member penuh prestasi karena langganan juara, menjadi pembicara di aneka webinar, writerpreneur sukses hingga ibu-ibu yang meskipun sibuk masih sempat ikut list blogwalking *eh.
  • Melatih rasa percaya diri untuk tidak menjadi silent reader karena Alhamdulillah semua penghuni BWA ramah-ramah. Apapun yang kita tanyakan akan dijawab, jadi nggak berasa seperti ngomong sama tembok. ^^
  • Melahirkan banyak insight baru karena anggotanya memiliki tujuan blogging serta cara monetisasi beragam sehingga kita bisa bertukar wawasan.

Dari ngobrolin tips melatih rasa tanggung jawab anak hingga keseruan menjadi anggota di sebuah WAG, begitulah bridging kali ini. Hahaha..

Harapan untuk BWA? 

  • Semoga Blogwalking Asyik menjadi grup blogger yang semakin solid dan kita bisa bertemu langsung yaa teman-teman.
  • Semoga semua anggota BWA semakin bersinar dengan prestasi masing-masing.
  • Semoga BWA bisa mengadakan kelas-kelas dengan beragam tema secara rutin pastinya.
  • Semoga BWA juga mengeluarkan merchandise? Minimal kaos lah 😅

Dan quotes favorit yang saya dapat melalui obrolan pagi itu adalah, "Tidak perlu anak sempurna, yang penting bahagia dan bertanggung jawab."

sumber gambar https://www.pexels.com

Posting Komentar untuk "Cara Melatih Tanggung Jawab Anak"