Ketikaku Malas Blogging



Saya bukan tipe orang yang anti terhadap obat dari dokter. Justru saya bisa dilabeli 'fanatik' karena sakit sedikit saja langsung ke dokter. Bukan tanpa sebab, ini tidak lain karena saya pernah divonis sakit padahal gejala yang saya rasakan tak seberapa. Jadi semacam ada trauma.

Sekarang, karena beberapa peristiwa selama kehamilan akhirnya membikin saya menjadi lebih bijak dalam menyikapi sakit. Bukan lagi trauma yang mengendalikan.

Sekitar tiga tahun yang lalu..

Pertama, saat saya belum tahu apakah saya positif hamil atau tidak namun feeling berkata saat itu saya sedang hamil.

Seperti biasa saya ke klinik kecantikan. Oleh dokter saya diresepkan sebuah kapsul untuk mempercepat penyembuhan jerawat saya dari dalam. Karena ada feeling, saya pun bertanya pada dokter, "Dok, obat ini boleh diminum wanita hamil?"

Sang dokter balik bertanya, "Mba lagi hamil?"

Saya menggeleng, "Belum tahu."

"Nah, kalau mba nggak hamil boleh."

Mungkin sudah jalannya, meski di hati ragu namun saya tetap meminumnya.

Dan ketika saya benar-benar dinyatakan positif hamil otomatis hal ini membuat sepanjang masa kehamilan dihantui banyak prasangka.

Kedua, ketika saya sakit disentri saat hamil. Kemudian saya memilih bidan daripada dokter. Apesnya bukannya sembuh justru setelah saya memeriksakan pada dokter langganan terdapat obat dari bidan yang sebenarnya tidak boleh diminum wanita hamil.

Hingga saya kembali terserang sakit yang mengakibatkan saya kembali ke dokter. Karena dokter langganan ternyata cuti akhirnya saya diperiksa oleh dokter pengganti.

Berkaca pada pengalaman, saya menjadi lebih teliti. Meski saya sudah mengatakan pada dokter bahwa saya sedang hamil saya tetap membaca dengan seksama keterangan yang tertera pada kemasan obat, sebelum memutuskan mengkonsumsinya.

Beruntung, saya tidak terjatuh di lubang yang sama karena yaa saya ulangi meski saya sudah mengatakan bahwa saya hamil nyatanya terdapat obat yang justru tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil.

Di sini saya sadar walaupun kita percaya terhadap seseorang tapi pertahanan diri ya ada pada kita sendiri. Kita harus senantiasa waspada.

Pasca melahirkan, lagi-lagi kesehatan saya terganggu .

Saya belum bisa buang air kecil. Rasanya sungguh tidak nyaman. Ada sensasi ingin kencing tapi sedikit pun tak ada yang keluar. Karena hal ini terpaksa sepanjang malam saya hanya bisa duduk. Jangankan rebahan barang sedetik, berpindah posisi duduk pun saat itu saya tidak mampu.

Tidak bisa tidur semalaman ditambah peran sebagai ibu baru tanpa bekal pengalaman sukses membuat saya nyut-nyutan.

Di sini awal perubahan pandangan saya pada cara menyikapi sakit. Tidak bisa buang air kencing selama kurang lebih sepuluh hari Alhamdulillah berhasil sembuh oleh tumbuhan herbal yang teratur saya minum.

Masa kehamilan dan menyusui serta memiliki bayi yang sistem imunnya belum kuat membuat saya lebih selektif.

Jika sebelumnya setiap masuk angin pasti mengkonsumsi obat, sekarang minyak kayu putihlah solusinya.

Anak batuk pilek buru-buru ke dokter untuk saat ini saya lebih memilih obat tradisional sebagai pertolongan pertama.

Pun sebagai pencegahan, setiap selesai mandi atau setelah bermain air serta saat cuaca dingin seperti saat turun hujan saya biasa membalurkan minyak kayu putih eukaliptus aromateraphy Cap Lang terutama pada telapak kaki dan perutnya.




• Ketika Menjadi Ibu Rumah Tangga Membuat Saya Bosan

Menjadi IRT yang artinya cuma di rumah memang datang dari dalam diri tanpa adanya paksaan. Namun selalu di rumah dengan rutinitas yang melulu sama otomatis membuat saya bosan.

Akhirnya saya yang hobi menulis ini membikin blog sebagai ajang aktualisasi sekaligus sebagai kegiatan produktif.

Walaupun ini passion, namun nge-blog setiap hari terus menerus pun membuat saya jenuh.
Di rumah melulu bosan. Nge-blog terus bosan. Kalau sudah begini biasanya saya akan menjelma bak jemuran kering yang tergolek tak berdaya di atas tempat tidur.

------___-----


Namun bukan ide brilian yang didapat justru malah membuat pikiran buntu dan semakin tidak produktif. Ditambah peran saya sebagai ibu dari anak berusia dua tahun yang sedang mengalami fase tantrum sukses membuat saya semakin nyungsep. Pusing!

Kalau sedang tak terkendali biasanya saya akan berteriak, jatuhnya bukan anak yang kalem justru keadaan semakin runyam. Anaknya ngeyel sayanya stres. Pun sebenarnya contoh yang tidak baik karena dia pasti akan merespon dengan berteriak juga. -_-

"Tapi kan sedang badmood!" bisik hati saya egois.

Kalau ending-nya seperti ini, sudah deh, larinya ke minyak kayu putih aromatik yang wangi lavender.



Saat menghirupnya perpaduan aroma daun kayu putih dan minyak lavender yang khas benar-benar membuat seperti terbang. Rileks dan tenang.

Senyum pun dengan murah mengembang di bibir. Nah kalau sudah tersenyum begini biasanya anak tantrum tak jelas maunya apa sekalipun akan terasa ringan. Mood yang bagus gini juga akan berdampak baik pada proses menulis di blog. Ihhiii..

Kayu Putih Aroma ini memang andalan banget untuk mem-boost kreatifitas. Merek Cap Lang bahkan sudah familiar sejak saya masih kecil.

Minyak kayu putih aromatherapy bisa dengan mudah diperoleh di toko, warung atau apotek terdekat. Harganya yang terjangkau tak membikin kantong bolong namun multimanfaat.

Dan apa aroma favoritmu?


*artikel ini bentuk apresiasi saya terhadap diri sendiri yang sudah begadang demi membikin video dan ambil gambar ala-ala flatfly, menulis artikel hingga 500 kata lebih daaaan berakhir tragizzz karena saat hendak posting web sungguh sangat sulit diakses. PESAN SPONSOR : HARGAI WAKTU YANG ADA. Jangan setor karya mepet deadline.


hahaha

Posting Komentar untuk "Ketikaku Malas Blogging"