Mengapa Dilan?




Dimanapun sepertinya lagi booming Dilan yaa.. 

Saya mah belum bisa move on dari adegan per adegan The Amazing Spiderman yang tayang di Bioskop Trans Tv kemarin-kemarin itu hohoho.. 

Saya jadi ingat dulu juga ngrasain kayak gini pas liat pertama kali Spider Man. Waktu itu yang berperan sebagai Peter Parker adalah Tobey Maguire. 

Saya anaknya gampang baper sih. Rasanya nggak adil ya dua instan saling mencinta harus berpisah. 

Apalagi di The Amazing Spider Man, Gwen Stacy-nya metong. Serasa nggak adil. Sampai-sampai ada niat buat ngarang sendiri alur percintaan mereka. Tanpa ada yang mati duluan. Tanpa ada pengorbanan-pengorbanan yang nggak berkesudahan. Padahal ini yang bikin gemes. 

Pinginnya bikin yang tipikal anak muda lagi jatuh cinta penuh bunga-bunga dengan konflik yang nggak gitu kompleks. Happily ever after pokoknya.
Cetek banget memang.

Hahaha. 

Btw, saya lebih suka yang The Amazing Spider Man sih karena yang main Andrew Garfield dan Emma Stone. 

Lebih muda gitu loh. 

Percikan-percikan cinta yang lucu *halah.  Apalagi pas adegan Peter bertengkar dengan Uncle Ben kemudian Gwen Stacy yang kebetulan melintas. 

Oow-oow, Peter ketahuan kalau diam-diam mencintai Gwen. 

Atau scene dimana Gwen minta ketemuan di situ dia mengajukan talak alias minta putus hahaha. 

Bukannya sedih malah dibuat bercanda. 
Kalau mereka berteman itu artinya harus ada peraturan baru. 

And then, ketahuan lagi kalau Peter suka membuntuti Gwen. 

"Untuk memastikan agar aku aman?"

"Aha!"

"Karena itu adalah cara agar aku bisa dekat denganmu."

Ini yang bikin meleleh. Mungkin sama ya dengan adegan yang mendominasi di Dilan 1990.

Hmm, berhubung di sini benang merahnya anak muda yok balik lagi ngomongin Dilan.

Film Dilan 1990 ini lagi nge-hitz banget memang. Saya sendiri  jangankan nonton, baca bahkan nyentuh novelnya pun belum. 

Yang mengenalkan saya sama Dilan cuma dari lihat cuplikan sebelum tayang serta beberapa kali melihat novelnya.

Iya, saya beberapa kali nge-gap teman posting novel Pidi Baiq tersebut di sosmed-nya. 

Well, maaf yaa kalau saya jumawa tapi alasan saya nggak terlalu bergairah seperti baru cuplikannya saja yang keluar adalah karena sudah banyak yang suka. 

Yaa sebel saja.

Gbr ketika kesukaan mu sudah berubah menjadi kesukaan banyak orang, sudah rasanya nggak seru lagi. 

Wkwkkkkkkk. 

SONGONG. 

Karena sifat saya tersebut kalau nggak menjadi fans berat saat orang-orang belum begitu familiar yaa baru suka setelah hal itu nggak nge-tren lagi. 

Begitulah. Sudah terbukti dengan cuplikan The Amazing SpiderMan di atas. Tahun berapa rilisnya cobak??

Dan berikut alasan mengapa saya tadinya suka sekali sama Dilan,

Karena saat melihat antusiasme khas anak SMA, di sini sebagai perwakilan jiwa muda, saya menjadi ikut bersemangat.

Semangat mereka mengingatkan saya akan semangat saya ketika masih SMA. 

Kisah mereka mengingatkan saya akan kisah-kisah dalam cerpen yang pernah saya buat *ketika SMA. 

Sudah cuma itu. Hwahuahua. Nyesel yaa bacanya? *sedih juga kalau jawabannya iya. 

Sebenarnya mau nulis tentang hal-hal yang perlu diperjuangkan mumpung masih muda biar punya value dikit, tapi.. Karena kepanjangan kita sambung lain waktu aja yaa.. 

Btw, saat ini saya nggak suka karena alasan tersebut di atas mungkin ketika udah nggak ngetren lagi saya baru suka Dilan. 

Sekian, wassalam. 



Posting Komentar untuk "Mengapa Dilan? "