Ketika Menulis Menjenuhkan




Eh kok sama ya. Aku juga ga pernah dapet pujian dari suami hahaha. Jangankan dipuji,  dukungan pun enggak, dilirik nggak pernah. AHAHAHAAAA.


Rasanya setiap hari cuma dibikin sebel. Diremehin.

Baper? No way yaa.. Krn aku suka nulis jaaaaauuuuuuh sebelum suka dia. Jadi enggak ada yg akan bisa melarangku menulis kecuali malesnya yang datang dari diri sendiri. Huahuahua. Tapi, nggak lama, sih yaa.. Doain nggak lama yaa..

Lagi bingung mau nulis apa ehh teh Icha update beginian. Kok sama yaa.. Ya sudah ku-share dan malah dipanjangin dikit jadi deh blogpost.. 

Oh Tuhan sungguh maafkan aku atas ketidakberdayaan ini. 

*lanjut baca

πŸ•ΊπŸ» Melompat Lebih Tinggi 🌟 . Kemarin waktu coba YouTube-an, aku cuma tahan 6 bulan terus nggak semangat lagi karena terlalu capek. Ini gambar udah 6 bulan dan ternyata nggak bosan sama sekali! Iya sih karena gambar mah cita-cita dari kecil banget cuma emang nggak pernah niat belajar. . Nggak pernah niat karena aku dulu yakin aku nggak bakat. Padahal mah nyoba aja belum! Cuma udah inferior aja dari kecil gitu karena banyak temen sekolah yang gambarnya bagus-bagus terus aku yang "ah udalah aku mah nggak akan bisa" ☹️ . Tapi ternyata kalau mau coba sih bisa-bisa aja ya! Minimal improvement-nya keliatan banget dari hari ke hari, meskipun belum nyampe ke yang aku mau. Satu hal, aku upload beberapa hasil gambar di Instagram, Facebook, Twitter itu sengaja nyari pujian hahahaha karena @jago_gerlong nggak pernah muji! . Semua dibilang "ah jelek ininya kenapa gini blablabla" ada aja yang dikomen dan selalu bilang "kurang ah" "jelek ah" "nggak suka ah!". Padahal dia gambar aja nggak bisa tapi ya aku percaya karena tastenya bagus lahhh, banyak follow artist juga dia di Instagram. . Tapi apakah kemudian aku baper? Ya nggak lah! Nggak sama sekali! Justru orang terdekat yang harus bisa bikin kita melompat lebih tinggi. Yang mecut kita terus biar nggak terlalu nyaman karena udah ngerasa bisa. Dan standarnya harus tinggi jangan sugar coating! Masakan biasa aja dibilang enak banget, padahal kalau biasa aja ya bilang biasa aja biar berikutnya bisa dikoreksi. . Kalau dikritik orang terdekat aja baper gimana dikritik netijen coba lol. Jadi buat yang lagi coba nulis blog, coba belajar hal baru lain, tanya orang terdekat dan suruh mereka kritik kurangnya di mana. Kata JG "compliment is toxic", jangan mau dipuji kalau cuma bikin jalan di tempat doang. . Aduh jadi pengen nulis lebih panjang. Tar malem deh ya di blog (kalau sempet)! Selamat hari Senin! . #astdraw #clozetteid #procreate #procreateapp #digitalart #ipadpro #applepencil
Sebuah kiriman dibagikan oleh πŸ¦„ Pretty Side of Me πŸŒ™ (@annisast) pada


Bener ya pujian itu racun karena percuma dapat pujian kalau cuma bikin jalan di tempat. Skill ga nambah karena udah merasa bisa.

Tanpa diremehkan orang terdekat pasti aku nggak akan gerak, berlari untuk ngasih bukti.

Eh, mendadak kangen nulis cerpen. Dulu suka nulis fiksi karena kalau lagi capek di kehidupan yang sesungguhnya larinya ke dunia khayal HAHAHA.

Aku merasa agak pusing sih setiap hari nulis artikel serius terus. Jadi makin ke sini kok makin ngrasa TULISAN APAAN SIH INI.

Eh, ternyata aku bisa lho nulis empat belas hari tanpa putus, minim 300 kata. Dan untuk beberapa lomba blog kemarin malah sempat 800 kata. Wow ini membuatku merasa produktif. HAHAHA.

Dan kalau sudah gini dalam diri ini seolah menghalalkan beli barang incaran sekedar untuk apresiasi diri.

(kuis : hastag apa yang bagus untuk curhat remeh semacam di atas? 😡)

Memutuskan untuk mengurangi ritme menulis aku rasa bukan ide bagus justru ketika kita memberi kelonggaran pada diri itu adalah langkah pertama sebuah kegagalan.

Karena yang akan terjadi setelahnya kelonggaran-kelonggaran. Kan sudah ketagihan huhuhu..

*di aku lho ya
*anaknya suka nglunjak

Dan aku baru tahu bahwa challenge yang aku ikuti di sebuah grup menulis bertujuan untuk membentuk habbit.

Soal kualitas itu bisa menyusul dalam prosesnya.
Hmm gitu sih jawaban yang aku dapat dari buketu.

Hahaha.

Ini bukan jawaban yang berhasil ku tebak. Otakku terlalu cetek ahh untuk menjangkaunya. Wkkwkk..

Jadi, ayok menulis lagi. Menulis terus. 

Ohya, setelah aku pikir lagi, soal apresiasi diri rasanya terlalu mevvah jika yang dilakukan adalah belanja barang incaran (untuk keadaan saat ini) lalu dipakai sendiri. Sudah. Tanpa ada tindak lanjut.


Hmm, belanja lalu bikin giveaway sepertinya jauh merupakan ide baik. Haha..


Ditunggu yaa.. Ditungguin dong.. *memelas. 




3 komentar untuk "Ketika Menulis Menjenuhkan"

Comment Author Avatar
Hahaha ... Sama dong kita. Kemarin aku juga mengalami maleees bener nulis. Jangankan nulis. Nengok dashboard blog pun tidak

Ide ada loh

Tapi ya itu deh. Mending diem aja. Emang aku butuh jeda sejenak dari melihat huruf di layar
Comment Author Avatar
Bener kak sampai itu gambar sama judulnya asal2an. Mumet. Eneg. πŸ˜‚
Comment Author Avatar
Bener kak sampai itu gambar sama judulnya asal2an. Mumet. Eneg. πŸ˜‚