Si Dia




Ghibah-in mantan itu semacam ngemil frenchfries yang dicocol saus tomat.

Nikmaaaat...

Tapi ini bukan mau nyeritain gimana pas di ultah suami tahun lalu kita berdua tetiba ngomongin mantan masing-masing. Bicara dari hati ke hati.
Dan pada akhirnya mengungkap alasan kenapa pada akhirnya dia memilih saya.

Bukan yang lain.

Bukan yang lebih smart.

Bukan yang lebih manis.

Bukan yang nggak jayus.

Bukan yang nggak ngah ngoh.

Bukan yang lebih cantik.

Dan bukan yang body-nya lebih mengg**rkan.

S*it!

Tapi mau ngomongin kejadian di suatu malam saat aku dan suami pergi berdua naik motor.

Sekonyong-konyong di perjalanan dia bertanya, 'gimana?' karena tadi kita bertiga *saya, suami dan mantannya yang cantik galak* habis kena palang pintu kereta.

Beberapa menit di situ terasa laaaamaaaaa buatku. Suami yang memang ramah asyik ha ha hi hi basaaa basiii...

Hmm, punya suami seorang Mr. Nice Guy memang harus kudu stok sabar banyak-banyak.

Diriku tersenyum kecut.

"Enggak gimana gimana! Aku sekarang nggak pernah kagum sama cewek cantik!" baper njir.

~cantik karena make up

Dih, padahal pertanyaan suami global banget, bukan bermaksud membahas soal fisik.

"Karena dia belum ada di tahap dimana ada yang lebih butuh dia ketimbang dirinya, nggak ada yang lebih penting dari dirinya sendiri, yang sampai bikin rela begadang tiap malam, nggak bisa mandi sambil luluran kayak pas masih perawan."

Kumohon sepakat yaa..😜

Posting Komentar untuk "Si Dia"