Pengobatan Tradisional, Yay or Nay?




Sebelumnya saya mau berpesan supaya jangan bosan kalau saya lagi dan lagi mau ngobrolin seputar kejadian setelah melahirkan kemarin.

Hahaha. 

Iya, yang bisa dibaca di sini. 

Karena hari ini saya ingin membahas soal pengobatan dari bahan herbal alias dari tumbuhan obat.

Yay or nay? 

Saat belum bisa buang air kecil saya belum ngeh kalau sebenarnya badan saya belum benar-benar sehat.

Mungkin karena tubuh saya masih mampu menahan. Hingga saat saya tercyduk bidan tempat saya melahirkan. Dan tersematlah selang bantu pipis a.k.a kateter di saluran kencing *letaknya atas bawah dengan jalan lahir yang belum lama dijahit. 

Yang pernah operasi pasti nggak asing lagi yaa.. 

Dari bidan saya pindah ke dokter tempat saya rutin cek kehamilan. Setelah dilepas ternyata belum bisa pipis dengan berat hati saya pun pakai kateter lagi.

Prosedurnya, ketika kateter dilepas namun belum bisa pipis ya dipasang lagi.

Saking nggak tahannya *padahal kalau pakai kateter wajar pas pipis rasanya nggak nyaman gitu* saya ke dokter lagi.

Dari USG tampak, kantong kencing saya mengalami pembengkakan. Ini yang bikin nggak bisa pipis. 

Ternyata saat dilepas saya tetap nggak bisa pipis. Mau gemana lagiii. Nggak ada pilihan lain selain dipasang dengan kateter yang baru. 

Sewaktu saya bikin status BBM teman kerja saya membalas, mengatakan bahwa kakaknya juga pernah gitu : nggak bisa pipis abis lairan. 

*nggak selamanya curhat di sosmed itu unfaedah huahuahua

Next, saya dan kakaknya teman sering terlibat komunikasi. Yang ia alami persis deh seperti yang saya alami.

Dari mulai rasanya enggak bisa pipis, treatment apa yang dikasih dokter hingga rasanya terbayang-bayang pas melahirkan ketika diminta tarik nafas saat mau pasang kateter. Huhuhu.. 

Lalu mbanya mengatakan seperti yang pernah disinggung adiknya bahwa selain obat dari dokter ia juga mengkonsumsi air rebusan daun keci beling.

Di sini saya galau. Mau memilih anjuran dokter tapi tersiksa karena saya sebal minum obat ataukah minum air rebusan daun keci beling yang namanya saja baru pertama kali saya dengar?

Sebelumnya saya mau berpesan. Ini adalah keputusan riskan karena berhubungan langsung dengan tubuh. 

Dokter memiliki ilmu sehingga apa yang ia resepkan bisa dipertanggungjawabkan sedang obat herbal yang saya dapat, saat itu saya belum mendapat dasar yang kuat.

Berasal dari pengalaman orang yang nggak semua orang mau perrcaya. 

Tapi ini sama halnya dengan anak kecil yang kena demam dan tubuhnya dibalur dengan parutan bawang merah, jeruk nipis dan sedikit minyak. Banyak yang berhasil alias sembuh. 

Warisan leluhur katakanlah. 

Karena bukankah obat-obatan dari dokter juga merupakan ekstrak tumbuhan yang dikemas dalam bentuk lebih praktis?

Jadi intinya saya cuma bagi pengalaman aja sih. Hehe... 

Nah, di sini saya mulai minum air rebusan daun keci beling. Saya rutin minumnya. Supaya nggak bentrok, obat dari dokter saya stop. 

Betapa bahagianya ketika lepas kateter, dicoba untuk buang air kecil ternyata sudah bisa. 

Meski diiiikiiiit dan rada sakit. Kata suster nggak apa, rasa nyeri tersebut diakibatkan hanya karena pemakaian kateter. 

Kesimpulannya saya yay sih obat tradisional cuma tetap kita combine dengan ilmu kedokterteran. 

Sekali lagi saya cuma berbagi pengalaman dengan obat tradisional tanpa bermaksud menyudutkan siapapun. 



Posting Komentar untuk "Pengobatan Tradisional, Yay or Nay? "